0
Alhamdulillah,
semakin bisa berkarya di atas dynotest , semakin banyak customer yang dewasa dan rela mengeluarkan biaya tambahan untuk setting diatas mesin dynotest, meski pun final set up di jalan tetap penting, setidaknya dengan membaca lembar laporan dynotesting itu kita dapat mengoreksi dan memaksimalkan karya kita.
Adalah mas Adi dari banyuwangi motor, operator dynotest yang ramah dan baik hati membantu motor-motor kita diatas dynotest. Apa sih intinya setelah kita melakukan dynotest? Untuk pamer tenaga motor kita,oh… tentu tidak, kesombongan mendekatkan pada kekufuran dan itu ngga’ banget deh Sekali lagi untuk koreksi, seberapa hasil jerih payah kita, jadi kita ubah itu ada bukti nyatanya perubahan.
Sebenernya saya juga pusing baca grafik dyno, Oleh karenanya saya juga mengusulkan ke cak Abbas, wartawan senior otomotif dari tabloid OTOPLUS, “Saya jadi suka bingung setelah dyno result keluar, kalo cuma bisa tau angka power n torsi , sama aja kaya bikin brosur y… Sedangkan kurva powerband ga bisa saya analisa.. , mas abbas bikin artikel tentang bagaimana membaca dyno result dong.. hehehe”
Dan Alhamdulillah, dapat respon positif, mas abbas bersedia menulis artikel tentang seting diatas dynotest, entah digabungkan dengan serial mesin JERANGKONG, atau edisi khusus tentang DRAGBIKE, hmm… kalian beli aja tabloidnya jangan sampai ketinggalan, Kita pun juga berlangganan kok , kalo otoplus mah tulisannya mantap-mantap! Berbobot lah…
Kenapa kita request supaya ditulis, supaya orang ga takut lagi diatas mesin dyno, karena jujur, dulu pertama kali dynotest kita tidak tahu bagaimana menggunakannya dan operatornya juga begitu, mesin balap kita jebol diatas mesin dynotest… Setelah dipikir-pikir, daripada mesin jebol extreme yang membuat mesin nge-jam ( con-rod macet atau rasio rompal ) dan membahayakan pembalap, mending kita test apakah mesin kita benar-benar tangguh, setelah keluar hasil dynotestnya tinggal kita instruksi buka rpm sekian dan kalau ngoper gigi di puncak rpm sekian, harus bisa menjaga powerband nya Niscaya menghasilkan kinerja optimal.
Lantas gunanya untuk motor harian / turing ? Sama! Kalau mesin kita tahan geber belasan kali di atas mesin dynotest yang “kejam” berarti kamu geber model gimana sampe njengking-njengking juga tahan. Bukan begitu, bukan?! hahaha… belibet ngomongnya.
Yang pasti kata cak abbas,”Ya kuwi, cak Swega.. Biar lebih banyak yg semangat nge-dyno.. Masih banyak mekanik yg bingung gunane.. Sebagian nyebut biaya dyno mahal.. Dan berisiko njebolke mesin.. Padahal.. Biaya ngetes di atas dyno jelas lebih murah dan lebih nyaman ketimbang risiko ngetes motor di jalan umum.. Biaya setting pun jadi murah karena pilih komponen jadi terarah.. Dan lebih baik jebol mesin di atas dyno ketimbang jebol di sirkuit..”